| 
   
Modal kerja adalah
  investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current
  assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja
  kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working
  capital). Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja
  bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current
  liabilities). Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan utang
  lancar agar harta lancar selalu lebih besar daripada utang lancar. 
Salah satu tugas
  manajer keuangan adalah mengelola harta lancar untuk membiayai kegiatan
  bisnis dan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Oleh sebab itu, harta
  lancar itu harus dibiayai dengan utang jangka pendek atau utang jangka
  panjang. Di Negara-negara maju, bunga utang jangka pendek lebih murah
  daripada bunga utang jangka panjang. Hal itu disebabkan resiko pengembalian
  utang jangka pendek lebih kecil daripada utang jangka panjang , dan penawaran
  modal cukup besar; manajer keuangan pada umumnya cenderung memilih membiayai
  harta lancar dengan utang jangka pendek. Tetapi di Negara-negara sedang
  berkembang, termasuk Indonesia, bunga utang jangka pendek lebih mahal
  daripada utang jangka panjang, karena penawaran modal relatif kecil dan untuk
  memperoleh modal secara cepat sulit dipenuhi, oleh sebab itu manajer keuangan
  pada umunya cenderung memilih membiayai harta lancar dengan utang jangka
  panjang. 
Modal kerja dalam
  hal ini adalah modal kerja bersih, berubah mengikuti transaksi bisnis,
  khususnya tingkat penjualan. Manajemen pada umumnya mengambil kebijakan modal
  kerja agresif, moderat, konservatif, tergantung keberaniannya mengamnbil
  resiko bisnis. Kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan hilangnya
  kepercayaan internal dan eksternal. Kepercayaan internal adalah kepercayaan
  dari pegawai dan buruh, yang disebabkan karena gaji dan upah tidak dibayar
  tepat waktu. Sedangkan kepercayaan eksternal adalah kepercayaan dari partner
  bisnis khususnya kreditur, yang disebabkan karena utang yang jatuh tempo
  tidak dibayar tepat waktu. Jika suatu perusahaan kehilangan dua kepercayaan
  tersebut dapat dipastikan akan bangkrut. 
Pengertian
  Modal Kerja 
Weston
  dan Copeland (1997:239) menjelaskan modal kerja ialah analisis saling hubungan
  antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Modal kerja juga disebut
  manajemen keuangan jangka pendek. Dalam perspektif yang luas, manajemen
  keuangan jangka pendek merupakan upaya perusahaan untuk mengadakan
  penyesuaian keuangan terhadap perubahan jangka pendek; perusahaan harus
  memberi tanggapan yang cepat dan efektif. Bidang keputusan ini sangat penting
  karena sebagian besar waktu manajer keuanagn digunakan untuk menganalisis
  setiap perubahan aktiva lancar dan utang lancar. 
Gifman
  (1994:643) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
  merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk
  yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1981:245)
  menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam
  jangka pendek; kas, surat-surat berharga (efek), piutang,, persediaan. Petty,
  Keown, Scott, dan Martin (1993:532) menjelaskan bahwa secara tradisional
  modal kerja dapat didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam harta
  lancar. 
Manajemen
  modal kerja meliputi administrasi harta lancar dan utang lancar, mempunyai
  fungsi utama yaitu; (1) menyesuaikna tingkat volume penjualan dan penjualan
  musiman; di mana silklus volume penjualan jangka pendek ini merupakan syarat
  untuk prospek jangka panjang yang menguntungkan, (2) membantu perusahaan
  memaksimumkan nilainya dengan cara menurunkan biaya modal dan menaikkan laba. 
Modal
  keja sangat penting bagi perusahaan karena; (1) sebagian besar pekerjaan
  manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang
  memerlukan modal keja, (2) pada umumnya nilai harta lancar suatu perusahaan
  kira-kira lebih dari 50% dari jumlah harta, hal ini perlu pengelolaan yang
  serius, (3) khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal kerja sangat
  penting karena mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal,
  (4) perkembangan pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan modal
  kerja (Brigham dan Weston, 1981:245-246). 
Modal
  kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat
  berharga (efek), piutang, dan persediaan. Modal kerja dapat diklasifikasi
  menjadi empat pengertian, yaitu : 
1)      
  Modal kerja kotor (gross working capital) adalah jumlah harta
  lancar perusahaan. Modal kerja ini merupakan kekuatan “semu” karena sebagian
  diperoleh dari utang jangka pendek, maka ia dapat dikatakan sebagai modal
  kerja tradisional atau modal kerja kuantitatif. 
2)      
  Modal kerja bersih (net working capital) adalah harta lancar
  dikurangi utang lancar. Modal kerja ini merupakan kekuatan intern untuk
  menggerakan kegiatan bisnis, yaitu untuk membiayai kegiatan operasi rutin dan
  untuk membayar semua utang yang jatuh tempo. Ia dapat dikatakan sebagai modal
  kerja kualitatif. 
3)
  Modal kerja fungsioal yaitu fungsinya harta lancar dalam
  menghasilkan pendapatan saat ini (current income) yang terdiri dari
  kas persediaan, piutang sebesar harga pokok penjualan dan penyusunan. 
4)      
  Modal kerja potensial yang terdiri dari efek (surat berharga yaitu
  saham dan obligasi yang mudah dipasarkan) dan besarnya keuntungan yang
  termasuk dalam jumlah piutang. 
Keempat
  pengertian modal kerja tersebut dapat disajikan dari angka-angka neraca yaitu
  disajikan dalam tabel 13.1. Jumlah modal kerja dapat dihitung sebagai berikut
  : 
1)      
  Modal kerja bruto (Gross Working Capital) atau Modal Kerja
  Kuantitatif sebesar jumlah harta lancar yaitu sebesar Rp 1.400. 
2)      
  Modal kerja netto (Net Working Capital) atau Modal Kerja
  Kualitatif sebesar harta lancar dikurangi utang lancar yaitu Rp 1.400 – Rp
  560 = Rp 840. Modal kerja ini lazim disebut Modal Kerja Permanen karena
  adanya dalam perusahaan lebih dari satu tahun atau secara permanen. Makin
  tinggi jumlah modal kerja permanen makin tinggi tingkat likuiditas
  perusahaan. 
3)      
  Modal kerja fungsional (Functional Working Capital); kas +
  persediaan + (75% X piutang) + penyusutan aktiva tetap. Jumlah modal kerja
  fungsional = Rp 200 + Rp 840 + Rp 120 +Rp 500 = Rp 1.660. Unsur-unsur
  tersebut secar nyata berfungsi menggerakkan kegiatan perusahaan. 
4)      
  Modal kerja potensial (Potensial Working Capital); keuntungan
  dari piutang + efek, (25% X Rp 160) + Rp 200 = Rp 240. Keuntungan atau laba
  dari piutang, di mana piutang asalmya dari penjualan merupakan kemampuan
  manajemen menggali sumber dana dari bisnis yang dapat digunakan untuk modal
  kerja dan perluasan usaha. Sedangkan efek atau surat berharga yang mudah
  dipasarkan (marketable security) merupakan kelebihan kas yang ditanam
  dalam surat-surat berharaga untuk tujuan mendapatkan keuntungan. 
 | 
 
| 
   | 
 
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1044:manajemen-modal-kerja&catid=42:manajemen-keuangan&Itemid=83
terima kasih dgn artikelnya..:)
ReplyDelete