Wednesday, November 16, 2011

Tugas IAD Dongeng


KISAH POHON APEL

Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar. Seorang kanak-kanak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan ada kalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya. Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut.
Masa berlal anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih. “Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.” Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja itu.” Aku mahukan permainan. Aku perlukan wang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih. Lalu pohon apel itu berkata, ”
Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Jual lah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan.”
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih. Masa berlalu suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa.
Pohon apel itu merasa gembira.”Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.”Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bolehkah kau menolongku?” Tanya anak itu.”
Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kaubuatlah rumah daripadanya.” Pohon apel itu memberikan cadangan. Lalu remaja yang semakin dewasa itu memotong kesemuadahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.
Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.”Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.” Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai boat. Bolehkah kau menolongku?” tanyalelaki itu.”
Aku tidak mempunyai boat untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untuk dijadikan boat. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu. Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudiannya pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu. Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimamah usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apelitu.”
Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat boat. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.”
Aku tidak mau apelmu kerana aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mah dahanmu karena aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mahu batang pohonmu kerana aku berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.”
Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis kegembiraan.
Tersebut. Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan didalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapak kita. Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini melayani ibu bapak mereka. Hargailah jasa ibu bapak kepada kita. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa menyambut hari ibu dan hari bapa setiap tahun.

Kesimpulannya: Pohon apel yang dimaksudkan didalam cerita itu adalah kedua-dua  Ibu Bapak kita, bila kita masih muda kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlu bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup.


Sumber:  Kumpulan dongeng

Monday, November 7, 2011

Sekilas Tentang Business Plan

Business plan adalah dokumen tertulis yang biasa menggambarkan dan menganalisa bisnis dan memberikan gambaran yang jelas tentang proyeksi keberlangsungan bisnis di masa depan. Pada business plan akan ditemui rencana keberlangsungan bisnis dan apa saja yang diperlukan untuk mencapai rencana dan target yang telah ditentukan tersebut. Sebagai contoh adalah aspek pendanaan bisnis. Pada business plan akan ditemui seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk menginisiasi bisnis dan seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk mengekspansi bisnis.
 Business plan juga merupakan kumpulan ide dan kebijakan yang akan diambil dalam menjalankan bisnis ke depannya serta pertimbangan-pertimbangan yang menyertai pembuatan business plan sebagai berikut.
  • Identifikasi konteks kesempatan dan peluang bisnis yang terbuka
Kesempatan atau peluang sangat penting posisinya dalam pembuatan bisnis baru. Peluang tersebut perlu dianalisis secara sistematis untuk melihat seberapa layak peluang itu dapat dimanfaatkan. Bisa jadi peluang yang ada cukup bagus, namun kurang layak untuk dilanjutkan sebagai bisnis. Di sisi lain, peluang bisa saja tidak begitu bagus, namun bisa dimanfaatkan dengan baik ke depannya dan dapat mendatangkan keuntungan yang tinggi dan menjaga keberlangsungan bisnis ke depannya.

Identifikasi peluang tersebut dilakukan secara sistematis. Peluang tersebut menyimpan potensi apa saja. Bisa saja suatu kasus peluang menimbulkan peluang-peluang lain yang berkaitan. Peluang yang terlihat menjadi pemicu timbulnya peluang-peluang lain yang lebih terbuka. Tentu saja harus dipilih peluang mana saja yang ingin dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut menjadi sebuah bisnis.

Pada kasus lain, peluang dapat memberikan gambaran ide bisnis yang beragam. Satu peluang menyimpan rahasia dan ide yang bisa dieksploitasi lebih lanjut. Pada bagian sebelumnya telah disinggung mengenai ide pengembangan potensi kotoran hewan. Ide bisnis yang munsul bisa berupa ide bisnis pupuk kandang atau pemanfaatan kotoran hewan tersebut sebagai sumber energi.

Kemudian, ide bisnis yang telah dibuat dieksploitasi lebih lanjut. Bagaimana kondisi yang bisa mendukung keberlangsungan bisnis. Lingkungan bisnis menjadi faktor yang perlu diperhatikan dengan baik oleh calon wirausaha. Ide bisnis yang ada di satu lingkungan bisa saja berjalan dengan baik. Namun, di sisi lain, ide yang persis bisa jauh dari kata sukses bila konteks lingkungan yang ada tidak mendukung rencana bisnis tersebut. Oleh karena itu, keberlangsungan bisnis tergantung konteks lingkungan tempat bisnis tersebut berada.
  • Memberikan gambaran kepada Entrepreneur tentang kesempatan yang terbuka tersebut
Seperti yang elah dijelaskan sebelumnya, kesempatan atau peluang perlu dicermati dengan baik. Terjadi "spesialisasi peluang" yang tentunya berbeda antara satu peluang dengan peluang yang lainnya. Interpretasi peluang dapat berbeda antarcalon wirausaha. Perbedaan tersebut kemudian menghasilkan ide bisnis yang beragam seperti pada kasus pemanfaatan kotoran hewan tadi.

  • Mengungkapkan apa saja faktor yang dibutuhkan untuk menyukseskan bisnis yang sedang dirancang
Setelah peluang bisnis dieksplorasi, ide bisnis yang menyertai peluang tersebut kemudian dicari dan didesain agar membawa kesuksesan kepada Entrepreneur. Tugas seorang Entrepreneur adalah mengembangkan ide bisnis yang ada tersebut kemudian mengidentifikasi apa saja yang terkait langsung dengan bisnis.

Faktor-faktor penetu seperti adanya pasar yang jelas, kualitas produk dan pelayanan, dan faktor-faktor lainnya perlu dijelaskan di awal. Hal ini dilakukan agar Entrepreneur dapat mengetahui gambaran bisnis ke depannya. Entrepreneur bisa dengan bijak memanfaatkan peluang serta menyatakan peringatan ketika bisnis yang sedang berjalan tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Penentuan faktor-faktor bisnis tersebut dapat dilakukan dengan cara benckmarking dengan ide bisnis serupa. Benckmarking dilakukan sebagai upaya untuk melihat bagaimana orang lain mengeksploitasi ide dan menjalankan bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk melihat kelebihan dan kekurangan keberlangsungan bisnis yang orang lain jalankan. Bisa dilihat pula potensi perbaikan yang dapat dilakukan oleh calon Entrepreneur.

Proses benckmarking bisa dilakukan dengan proses ATM (Amati-Tiru-Modifkasi). Proses pengamatan dilakukan dengan mengunjungi atau melakukan wawancara langsung dengan pemilik bisnis. Setelah itu, dapat diketahui bagaimana proses bisnis yang dilakukan oleh narasumber. Selanjutnya, proses peniruan dilakukan. Proses peniruan tentu saja dilakukan setelah diketahui secara jelas bagaimana proses bisnisnya. Selanjutnya, dilakukan proses modifikasi. Proses modifikasi dapat dilakukan dengan mencari celah-celah improvement yang bisa dilihat pada bisnis narasumber.

Cara pengajuan atau penyajian business plan juga sangat beragam bergantung pada konteks dan peluang bisnis yang ada. Cara penyajian tersebut, yaitu:
  • Elevator pitch
Cara ini umumnya dilakukan beberapa menit saja. Penyajian ide bisnis pun tak selengkap cara penyajian lainnya. Umumnya, cara penyajian ini dilakukan dengan memberikan ide bisnis dengan sekilas. Cara penyajian ini bisa dengan hanya mengungkapkan executive summary dari bisnis yang direncanakan. Cara penyajian ini umumnya dilakukan untuk menarik minat sumber pendanaan atau calon aliansi bisnis.
  • Presentasi verbal
Presentasi ini dilakukan dengan cara memberikan gambaran ide bisnis melalui media slideshow. Umumnya, metode ini dilakukan untuk meyakinkan investor setelah membaca business plan tertulis. Penyajian pun umumnya terbatas pada gambaran umum bisnis (executive summary) dan fakta-fakta berupa grafik dari ide bisnis. Hal ini dilakukan untuk menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bisnis.
  •  Presentasi tertulis
Penyajian business plan dengan cara ini banyak dilakukan oleh calon Entrepreneur. Stakeholder luar menjadi target penyajian business plan dengan cara ini. Umumnya, pada penyajian ini, diberikan gambaran lengkap bisnis yang sedang direncanakan mengikuti format-format standar yang ada.
  • Presentasi internal perusahaan
Terkadang, pada lingkungan internal perusahaan pun perlu menyusun business plan. Umumnya, hal ini dilakukan ketika perusahaan akan melakukan ekspansi atau membuat produk atau layanan baru. Business plan presentasikan kepada lingkungan internal perusahaan seperti manajamen internal perusahaan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, business plan yang dirancang dapat diajukan pada internal perusahaan atau lingkungan eksternal perusahaan.

Pada lingkungan internal, business plan berguna sebagai sarana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan bisnis, baik yang telah berjalan maupun yang masih berada pada tahap perencanaan. Manajemen dapat mengukur sejauh mana efektivitas proses bisnis yang ada sekarang terhadap target dan tujuan yang telah ditetapkan.

Misalnya dalam business plan, bisnis yang sedang direncanakan atau berjalan akan balik modal dalam waktu 1 tahun. Tentunya ukuran 1 tahun tersebut didasarkan perhitungan yang ada dalam business plan, bukan berasal dari insting atau wangsit dari seseorang. Ukuran 1 tahun tersebut merupakan perencanaan yang rinci
dan didasarkan atas perhitungan-perhitungan bisnis. Ukuran 1 tahun tersebut kemudian dijadikan patokan ukuran performansi jalannya bisnis. Evaluasi dilakukan setiap semester. Setiap semesternya tentunya wirausahawan akan meneliti apakah jalannya bisnis telah menggambarkan apa yang sudah menjadi bagian rencananya. Ketika bisnis belum menunjukan ukuran performansi ke arah tujuan
seperti dalam perencanaan, tentunya pertanyaan pertama yang perlu dijawab adalah mengapa hal itu bisa terjadi? Apa saja faktor-faktor yang menghambat jalannya bisnis? Pada akhirnya
pertanyaan seperti usaha apa yang perlu dilakukan untuk mencapai target tersebut?

Sebaliknya, ketika ukuran performansi yang ada tersebut ternyata memang benar-benar tercapai, selayaknya pula seorang wirausahawan perlu curiga dan tidak berbangga hati terlebih dahulu atas capaian yang telah ia raih. Wirausahawan perlu curiga apakah memang target yang dinyatakan di awal perencanaan tersebut memang benar-benar sudah menggambarkan potensi bisnis sebenarnya, atau memang target yang dipasang jauh lebih kecil dibandingkan potensi yang ada? Tentunya ketika target yang ada jauh lebih kecil dibandingkan potensi yang ada tersebut, wirausahawan akan mengalami kerugian yang biasa disebut dengan opportunity loss. Jika target tersebut telah menggambarkan potensi sebenarnya, pertanyaan yang dikemukakan kemudian adalah bagaimana kita mengekspoitasi lebih lanjut potensi yang ada dan apa saja langkah yang perlu dilakukan sehingga bisnis kita tidak mengalami kemunduran?

Setelah itu, karyawan juga dapat memanfaatkan berbagai manfaat dengan adanya business plan ini. Karyawan menjadi semakin paham dan mengerti akan dibawa ke mana bisnis yang ada atau yang sedang mereka jalankan. Hal ini penting bagi suatu bisnis. Pemahaman akan arah bisnis akan menjadikan karyawan dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam bisnis menjadi semakin mengerti apa saja yang akan dilakukan bisnis di kemudian hari dan pada akhirnya turunan dari pengetahuan tersebut adalah pengetahuan tentang lingkung kerja dan tanggung jawab yang mereka pikul.

Business plan juga menjadi acuan dalam mengukur performansi karyawan. Hal ini tentu saja berguna tidak hanya bagi pemilik bisnis tetapi juga manajemen. Karyawan juga akan merasakan tranparansi ukuran kinerja mereka. Seperti telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, business plan dapat dijadikan sebagai rambu-rambu bisnis yang sedang direncanakan atau yang sedang berjalan.Rambu atau ukuran-ukuran performansi bisnis tersebut mempunyai turunan target pencapaian pada setiap unit bisnis yang terlibat langsung. Target pencapaian ini menjadi rambu-rambu yang jelas bagi kinerja karyawan. Dengan ukuran yang jelas tersebut, setiap karyawan tentunya akan mengetahui secara pasti target apa yang perlu mereka capai pada tahun yang sedang berjalan. Transparansi ukuran kinerja akan tercipta dengan sendirinya.

Bagi lingkungan eksternal, business plan berguna untuk mengetahui konsumen-konsumen potensial yang dijadikan pasar. Pemasok juga akan mendapatkan gambaran yang cukup jelas tentang bagaimana proses bisnis itu berjalan.

Hal ini tentu akan berpengaruh besar terhadap proses kerja sama antara pemasok dan pemilik bisnis. Kelancaran pasokan tidak saja akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis, tetapi juga akan meningkatkan keuntungan perusahaan secara siginifikan. Bagi investor tentu saja akan sangat bermanfaat, terutama jika dilihat dari seberapa berpotensinya prospek bisnis yang ditawarkan kepada mereka.

Konsumen dapat dibedakan menjadi dua, yakni konsumen yang merupakan individu atau institusi bukan badan usaha dan konsumen yang berasal dari badan usaha. Karakteristik kedua jenis konsumen tersebut berbeda. Business plan akan berperan banyak dalam kerja sama dengan konsumen yang berbadan usaha (umumnya disebut dengan customer). Customer tentunya tidak ingin pasokan terhadap kelancaran bisnis mereka terhambat. Customer akan meneliti kesiapan dan perencanaan yang matang dari calon pemasok mereka. Hal itu tergambar jelas dengan adanya business plan.

Sebuah business plan yang baik adalah business plan yang dapat meyakinkan pembaca/calon investor mengenai kesempatan yang ditampakkan dalam business plan dan kemungkinan kemajuan bisnis yang diajukan. Hendaknya, seorang Entrepreneur tidak hanya menggambarkan kekuatan bisnis yang sedang diusahakan. Seorang Entrepreneur juga perlu mencantumkan dan menjelaskan secara rinci apa saja risiko yang mungkin timbul dan hambatan-hambatan yang menghalangi keberlangsungan bisnis ke depannya. Kedua hal tersebut perlu dijelaskan secara jelas dan mudah ditangkap oleh calon investor.

Sebuah business plan yang baik setidaknya akan memuat tiga hal seperti dijelaskan berikut ini.
  • Tujuan dan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang ide bisnis ditulis dengan jelas dan mudah dipahami.
  • Penjelasan bagaimana tujuan yang telah ditetapkan tersebut dapat dicapai pada kondisi yang realistis.
  • Penjelasan tentang bagaimana realisasi dari perencanan tersebut dapat memenuhi ekspektasi calon investor.




                                                                                                        Sumber: Buku Manajemen Bisnis